Musang Tok Janggut Lyrics



Lyrics:

[Verse 1]
Jejak pekat di tanah lembah, langkahnya sunyi berbau helah
Lidahnya manis menawar resah, tapi matanya memerah serakah
Topeng warak dijahit rapi, benangnya nasihat celup simpati
Ayat bersulam konon sufi, niatnya gila kudrat duniawi
Dia bicara rahmat dan dosa, tapi hatinya sarang durjana
Tangan berzikir depan manusia, belakang kira laba angka
Dia guru konon mursyid desa, tapi ajarannya gadai maruah
Kalimah dijual timbang pahala, siapa bayar dapat “fitrah”
Serban lilit petah berhujah, tapi hujahnya pisau berbalut sunnah
Belit bicara putar sejarah, musang berjanggut sembunyi muslihat
Dia tak bunuh guna besi, tapi fikirannya racun yang basi
Tak curi harta dalam peti, tapi curi akal si hati suci

[Chorus]
Nenek-nenek si bongkok tiga, siang malam asyik berjaga
Mencari tok janggut entah di mana, muslihat licik berbalut kalimah
Nenek-nenek si bongkok tua, mencari jejak yang tiada rupa
Tok janggut hilang di balik kata, topeng suci sembunyi sengketa

[Verse 2]
Dia rajin jajah kata “ikhlas”, tapi semua urusan bertanda kelas
Si kaya depan naik kerusi, si miskin belakang berdiri berbaris
Dia pandai main ayat qalam, tapi tafsir ikut selera malam
Bila ditanya hujahnya tumpul, “jangan soal, kurang adab salam”
Dia tanam takut dalam minda, “jangan fikir, nanti sesat” katanya
Padahal dia yang cipta sarang, biar akal orang mati sengaja
Dia jual syurga guna resit, hukum dibida sesuka hati
Air muka manis macam wali, tapi bisnes pusaka mengaut rugi
Kononnya dia paling zuhud, tapi seleranya besar menggunung
Doa panjang macam khutbah, tapi nafsunya tak pernah tanggung



[lyrics was taken from http://www.lyrics.my/artists/xkatira/lyrics/musang-tok-janggut] Dia tuduh orang kurang iman, demi tutup pekung sendiri
Orang kampung jadi alat mainan, dia raja pura-pura suci

[Chorus]
Nenek-nenek si bongkok tiga, siang malam asyik berjaga
Mencari tok janggut entah di mana, muslihat licik berbalut kalimah
Nenek-nenek si bongkok tua, mencari jejak yang tiada rupa
Tok janggut hilang di balik kata, topeng suci sembunyi sengketa

[Verse 3]
Dia bicara tentang fana, tapi hatinya mabuk dunya
Lidah ulang zikir nama-Nya, tapi jiwa sujud pada harta
Dia bersyarah hakikat insan, tapi nafsunya jadi pedoman
Konon membimbing jalan ihsan, tapi dirinya tenggelam tak seimbangan
Dia cerita tentang makrifat, tapi memfitnah jadi adat
Ilmu laduni di hujung bibir, tapi amalnya kosong tak lekat
Dia laungkan soal tawakal, tapi rancang helah jadi modal
Kalimah sabar dijadikan perisai, untuk sorok dosa yang berskandal
Katanya syurga milik bertakwa, tapi dialah hakim tanpa kuasa
Berlagak mursyid pembuka nur, padahal gelap hatinya buta
Dia pandai menjampi ayat, tapi tangannya meracun niat
Konon wali berjubah putih, tapi gelarnya musang bermartabat munafikat
Topeng tak kekal di wajah, debu tak kekal di mata
Kata tak kekal di bibir, yang kekal cuma bicara jiwa
Nama tak kekal di lidah mereka, janji tak kekal di musim suka
Harga diri bukan pada kata, tapi pada hati yang dijaga
Bukan semua putih itu bersih, bukan semua hitam itu nista
Bukan semua diam itu lemah, kadang diam sedang menghukum dengan cara rahsia

[Chorus]
Nenek-nenek si bongkok tiga, siang malam asyik berjaga
Mencari tok janggut entah di mana, muslihat licik berbalut kalimah
Nenek-nenek si bongkok tua, mencari jejak yang tiada rupa
Tok janggut hilang di balik kata, topeng suci sembunyi sengketa